Strategi Pembelajaran
MENYIASATI PBM YANG MEMBOSANKAN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF
Oleh: Fitri Jamilah, S.Pd
(Guru SMP Negeri 2 Karang Intan Kabupaten Banjar)
Sebagai seorang guru pernahkah anda terjebak dalam sebuah kelas yang berada pada kondisi mengajarkan materi berupa teori, tepat pada jam pelajaran terakhir, serta kondisi siswa yang jenuh karena sudah terlalu banyak menerima metode ceramah dan pengajar sebelumnya. Bisa anda bayangkan, betapa pusingnya mengajak siswa untuk konsentrasi belajar, dan akhirnya harapan bahwa tujuan pembelajaran yang telah anda rancang dengan baik jadi tinggal sebuah harapan karena tidak berhasil dicapai.
PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS 3 SD
Oleh : Dra. Hj. Zahra Chairani, M.Pd
Pendahuluan
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, dan sukar dipaharni. Dalam pemberian materi di Sekolah Dasar, dijumpai bahan ajar yang berupa soal cerita sebagai aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari, maupun bentuk soal yang dirangkai dalam kalimat sebagai rangkaian pembinaan pola berpikir deduktif siswa.
Harapan semua orang, baik orang tua siswa maupun guru yang mengajar matematika, materi matematika bukan lagi merupakan hal yang sulit untuk dipahami siswa, oleh karena itu guru memerlukan strategi atau pendekatan mengajar yang tepat, sesuai dengan tahapan berpikir siswa dalam melakukan penyelesaian berbagai permasalahan dalam matematika.
MENDONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh: Saipurrahman
(Widyaiswara LPMP Kalimantan Selatan)
A. Pengantar
Dalam dunia kesusastraan Indonesia ada istilah “pelipur lara”. Pelipur lara dalam pengertian umum adalah penghibur. Hal ini sejalan dengan pendapat Prof Dr H.G. Tarigan dkk, (1988:116) yang mengatakan pelipur lara adalah orang yang ahli bercerita dan menghibur massa pendengamya. Kini orang yang pandai bercerita/mendongeng hampir-hampir punah dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu anda yang berprofesi sebagai pendidik apakah membiarkan atau lengah dengan kemajuan ilmu dan teknologi tersebut, sehingga berdampak terhadap kegiatan mendongeng di lahan anda? Ingat, dalam Permen Diknas tahun 2006 tentang Standar Isi dimana ada sebagian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mengisyaratkan bahwa pembelajaran mendongeng/bercerita tetap mendapat porsi yang strategis dan aktual untuk dibelajarkan pada siswa mulai jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
TATAP MATA SENTUH JIWA
(Sebuah teknik mengajar)
Oleh : Titien Mulyani (Guru SDN Gunung Makmur I, Kab. Tanah Laut)
Latar Belakang
Guru adalah pekerja yang dituntut memiliki kemampuan khusus selain mengajar yaitu memberi pelajaran berupa ilmu pengetahuan terutama guru SD. Seorang guru harus menguasai semua bahan ajar mulai Matematika, Bahasa, IPA, IPS, Mulok. Semua pelajaran harus dikuasai terlebih Agama harus ditekankan pada amaliah kehidupan supaya anak bisa memiliki budi pekerti yang luhur lewat pendidikan kontektual. Di desa seperti penulis, sekolah rata-rata masih memakai guru kelas. Karena guru di setiap sekolah di desa terbatas jumlahnya dan latar belakang keilmuannya. Selain mengajar, guru juga harus memiliki kemampuan mendidik. Mendidik adalah membekali murid dengan membiasakan hidup mensyukuri nikmat dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pengertian murid dibiasakan untuk hidup bertata krama, bersopan santun dan bersikap terbuka.
POTRET PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN PENDEKATAN PAKEM
Oleh : Dra. Hj. Zahra Chairani, M.Pd
Seorang guru memasuki sebuah kelas pada jenjang SMP kelas 7 pada jam ke-enam. Ia mempunyai waktu sekitar 2x45 menit untuk menyampaikan materi pelajaran. Waktu jam ke-6 dan ke-7 adalah waktu yang sangat mengkuatirkan konsentrasi siswa, karena waktu menjelang kepulangan biasanya siswa cenderung lesu, dan kurang konsentrasi. Berikut ini adalah potret bagaimana ibu Sumini menyampaikan materi pelajaran di kelas dalam waktu yang sudah merupakan warning bagi guru lain. Ia mencoba suatu pendekatan yang dikatakan sebagai PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ) dimana PAKEM merupakan perpaduan antara tiga komponen School Based Management (SBM), Community Participant (CP) dan Active, Joyful and Efective Learning (AJEL) yang saling berkaitan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran .